Minggu, 30 Juni 2013
Ini baru daebak. Gue mimpi Re-
kenal gue!
Awalnya gue ada di kolam berenang
sama siapa aja gue lupa atau gatau, entah. Lalu masuk ke sebuah ruangan, gue
ketemu satu cowo yang pernah gue suka semasa SD. Dia kaya berniat jahat dan
terlihat sedikit gelisah. Gue malah ikutan panik dan nasihatin dia coba wkwkwk.
Tapi bukannya bertobat denger ceramah gue, dia malah bilang ‘nanti gue
ceritain’. Di bagian itulah gue inget banget wajahnya. Wajah dan suara yang
pernah bikin gue kegandrungan. Tapi sekarang setelah waktu berlalu dan gue
bertemu Re-, gue sadar dia ga ada apa-apanya. Seandainya mereka berdua di
samping gue dan beradu suara yang lebih berat, tegas, dan keren, Re- menang
telak di atas dia.
Lalu lompat ke adegan lain. Ini
sudah mengenai Re-. Gue duduk di depan cermin yang seluas dinding, seperti
ruangan untuk latihan dance gitu. Gue melihat orang yang lalu lalang dan
tiba-tiba terpikir mengenai Re-. Di sana gue jujur mengakui kalau gue ingin
melihatnya lagi, meskipun gue sadar di keadaan alam mimpi waktu itu agak
mustahil. Tapi guys, dia muncul. Re- muncul.
Gue gak berkedip memandang dia.
Gambaran Re- bener-bener Re- yang gue tahu. Kulit agak gelap dan memakai topi.
Tingginya, postur tubuhnya, punggungnya..
Tiba-tiba Re- udah di depan gue,
dan mencoba untuk berkomunikasi dengan gue lewat bahasa setengah isyarat. Gue
juga setengah mengerti, kalau Re- mergokin gue tak henti menatap dia. Dan di
atas segalanya, dia tau gue udah meratiin dia selama ini. Dia tau gue suka sama
dia. Tapi meski gue mengerti sedikit banyak, gue nge-blank di hadapannya. Masih
di ambang ketidak percayaan.
Dan dia mau berteman dengan gue.
Gue canggung abis karena di dekat
gue ada teman-teman gue meski mereka belum menyadarinya. Gue mau ngobrol sama
Re- tapi karena ada teman-teman gue, gue baru mau ngobrol setelah mereka ga ada
di sekitar gue.
Lalu kami seperti mau shooting
iklan. Gue, Re-, dan seorang teman gue duduk di atas kasur. Di iringi lagu Padi
– Kasih Tak Sampai, kami berakting jadi sebuah keluarga. Dan gue mengambil
peran sebagai anak Re- dan teman gue.
Re- berkata sama gue, kalau gue
mungkin cuma suka kulitnya aja. Gue agak ragu karena setau gue gue uda gila
maksimal sama dia. Tapi gue mengiyakan juga.
Gue bertanya gimana kuliahnya. Tapi
gue lupa dia jawab apa wkwk. Kayanya ini pengaruh beberapa jam sebelumnya gue
membicarakan universitas bareng orang tua gue, dan gue menyebut kalau UGM Jogjakarta
adalah universitas terbaik di Indonesia. Dan nyokap gue tampaknya
memperbolehkan gue ke sana, kalau gue bisa tembus tentu saja.
Kami mengobrol banyak hal, tapi ga
banyak yang berhasil gue ingat. Banyak hal manis yang terjadi, tapi gue cuma
ingat sepotong dan jadinya ga manis. Tapi gue tau gue merasa meleleh. Gue dan
dia sama-sama berusaha untuk bisa mengobrol banyak. Dan Re- sekali waktu menunjukkan dia perhatian ke gue. Entah perhatian atau prihatin. Intinya dia simpati sama gue. Entah dia merasa bersalah udah buat orang kedereng-dereng padahal dia bahkan bukan artis dan memberikan fan service perdananya spesial buat gue.
Nanti setelah gue inget lengkap,
gue akan cerita soal ini lagi.
Dari semua mimpi tentang Re- yang
pernah gue ingat, ini yang terbaik. Karena di sini Re- mau berteman dengan gue.
Itu udah lebih dari cukup. Meski gue yakin setelah itu gue ingin lebih.
Selasa kemarin gue jalan bareng
temen sepermainan dulu dan sekarang. Waktu dia buka-buka galeri foto, sampailah
di foto Re- dan teman sekelasnya di buku tahunan yang dikirimkan temen gue.
Temen gue nanya, siapa ini? Gue akhirnya cuma jawab kakak kelas. Hahaha. Masa
perlu gue ceritain. Ituloh yang cowo, gue suka sama dia. Wkwkwk. Gue cuma mau
bilang kalau hal ini mungkin mempengaruhi mimpi gue.
Hebatnya, di beberapa menit pertama
saat gue bangun, gue hanya ingat kalau gue mimpiin mengenai temen SD gue yang
pernah gue sukain itu. Gue ga sadar gue mimpiin Re-. Gue malah merasa kalau itu
semua ..nyata. Gue sedih banget saat ngetik ini.
Dan lagu ini tepat banget saat gue
nulis sedih banget itu. “I’m officially missing you” dalam dentingan senar gitar Jung Sungha. Ah..