Jumat, 14 Desember 2012

Reply You




Gue sempet cerita duluuuuu banget kalau sekolah gue ngadain acara drama musikal dan berharap ketemu Re-. Nyatanya asapnya ga keliatan sedikitpun. Meski 2 teman dekatnya bahkan tampil di waktu yang berlainan mengisi acara pembuka. Selanjutnya, acara ini di DVD-kan. Sebuah tweet milik sekolah resmi menyatakan bahwa pemesanan ada yang dari luar negeri : USA, Australia, dll dan dalam negeri : Lampung, Bandung, Yogyakarta. Yang terakhir ini bikin gue melotot. Apa mungkin, itu Re-? Soalnya gue juga rada bingung orang macam Re- yang keliatannya punya 'patriotisme' sekolahnya yanng tinggi itu seakan ga peduli sama mantan sekolah yang udah mendampingi dia dewasa itu. Gue sempet mentolerir dengan jarak yang memisahkan dan ekonomi yang membatasi. Tapi pernyataan ini bikin gue kembali mengingat Re-, yah walaupun gue ga pernah secara total melepaskan Re- dari pikiran gue.

Gue baru mendapatkan update terbaru dari jejaring sosial twitter dan facebook miliknya. Karena gue follow twitter-nya dengan nekat, kebetulan pas gue liat dia ga lama tweet rada galau-galau gitu. Trus tangan gue mencet ikon facebook dan gue berinisiatif untuk membuka profile-nya. Ada yang terbaru juga di facebook-nya.

Isi twitter-nya kira-kira begini.
Gue merindukan lo, setelah lo pergi.
Yang kedua.
Gue udah nunggu lo sekian lama, dan masih akan menunggu.

Isi facebook-nya kurang lebih gini.
Ambilah hatiku.
Belakangan gue tau kalo itu potongan lagu, karena di bagian terakhir statusnya ia menambahkan lambang (~).

Buat Re-, ini jawaban gue.
Tos dong kak. Kita sama. Sama-sama saling gatau, kakak suka siapa atau aku suka siapa. Mungkin kalo gue saking hausnya, seperti kata lagu gue masih akan merindu meski kakak di samping aku. Kita sama-sama mau nunggu. Entah kakak gimana, tapi kalo gue sih harapannya terlalu kecil. Setidaknya kakak bukan artis Korea atau Barat yang terlalu jauh untuk bermimpi. Yah, kalau di hitung-hitung ga beda jauh sama yang mimpiin artis itu, sama-sama terlalu mustahil. Sama kak, aku akan tetap nunggu selama kakak menunggu. Aku akan menemani kakak menunggu dia. Sampai kakak udah ga nunggu dia, aku juga akan berhenti menunggu. Entah kakak sudah menemukan yang lain, aku juga akan menemukan yang lain. Kecuali peluang yang paling kecil itu terjadi, kakak nunggu aku. HAHAHAHA ketawalah semua, karena meski peluang itu ada, mata dadu itu ga akan pernah muncul.

Kalo bisa sih kak, udah ku ambil dari dulu. Kakak juga yang ngambil-ngambil hatiku seenaknya, kan jadi kepikiran terus. Buat ngambil hati kakak, itu anugrah. :)

Rabu, 12 Desember 2012

Terkejut! (Lanjutan)


Bodohnya gue melupakan hal ini. Tadi gue menyebutkan posisi Re- yang kaya menunjukan air muka kebingungan atau ngajak ribut, kan? Tambahan, kissing. Ya! Dia kaya mau nyium! Betapa.. cemburunya gue..

Gue cerita deh, biar ga nyampah banget. hahaha. Tadi temen gue nanya kenapa status Whats app gue love Jakarta Jogjaa. Gue ga ngerti kenapa tiba-tiba dia nanya begitu. Gue tau dia ga bodoh-bodoh amat untuk menyadari kalau Jogjaa yang gue maksud itu Re-. Secara nama Re- udah eksis disebut-sebut ama wakil kepsek tentang kehebatannya terbang ke Jogja dan sehari-hari belajar di universitas negeri hebat tersebut. Yang bikin curiga adalah dia nanya langsung, tiba-tiba tanpa akar pembicaraan yang nyambung, dan itu udah agak lama. Hahh. Nanti mungkin, kalau terdesak akan gue nyatakan juga alasannya. Yaitu : Re-, tinggal di Jogja. (titik) Hahaha.

Terkejut!


Terkejut adalah keadaan dimana pasien tidak menyangka suatu hal yang telah terjadi akan terjadi. Karena itu timbul gejolak keras baik dari segi mental, yang kadang-kadang berhubungan ke jantung. Shok, adalah bahasa keren dari reaksi terkejut tersebut. (Karangan gue)
Shok adalah, ketika gue lagi iseng search nama kakak dari anak kelas sebelah tiba-tiba muncul dari sekian banyak foto, kakak anak ini dengan Re-. Kakaknya anak ini lagi menjulurkan lidah dengan wajah lucu tampak samping, sementara Re-.. Memiringkan kepalanya entah mau nampangin ekspresi bingung atau ngajak ribut. Gue tau mereka memang rada deket, karena satu proyek drama musikal sekolah. Latar belakangnya, suasana pegunungan. Hijau, tinggi, dan asri. Mereka lagi ngapain di sana..

Cemburu itu wajar, ketika melihat orang yang di sayang bersama orang lain. Baik keberadaannya maupun perasaannya. Tapi akan segera jadi ga wajar, kalo itu semua di ungkapkan dengan cara yang salah. Gue tentu saja sebagai individu akan membela diri, kalau-kalau ada yang menyatakan gue ga pantas untuk cemburu.

Kamis, 29 November 2012

Terima Kasih, Semuanya!




Oh ya gue ampir lupa. Gue mau mengucapkan terima kasih yang sangaaaaat banyak kepada tulisan ini, blog ini, catatan ini, pembaca dan semuanya sekalian. Cerpen rintisan gue salah satunya masuk ke majalah yang ‘lumayan’ banget. KaWanku. Kalo nyari sekarang juga udah telat si, karena edisi 137. Terbitnya 31 Oktober sampe 14 November lalu. Telat gue. Ini aja udah gue close sebenernya. Cuma karena perasaan gue penuh terima kasih jadi gue bela-belain nulis lagi. Terima kasih semuaaaa. Berkat kalian kemampuan menulis gue meningkat. Setidaknya salah satu karya gue layak dipublikasikan banyak remaja di Indonesia. Sekali lagi Terima kasih. ^.^

Entri Lagi. Mimpi Lagi. Lupa Lagi.




Rabu, 24 Oktober 2012

Selamat ulang tahun buat berkas maya ini! Belum sampai setahun sudah saya abaikan. Maafkan kelabilan saya ya. Oh ya, bukan berarti berkas ini tidak bermakna, lho. Kerajinan saya menulis seperti ini tampaknya membuahkan hasil lumayan. Salah satu cerpen saya yang diketahui dirintis dari sekitar November tahun lalu akhirnya dimuat oleh sebuah majalah remaja wanita milik penerbit raksasa di Indonesia. Sempat dibutakan oleh honor, tapi akhirnya saya menemukan kembali motivasi saya yang baik dan benar. Saya hanya ingin berusaha melakukan yang terbaik. Sekalipun honor di majalah yang saya kirimkan ini tidak sampai sepertiga dari majalah yang satu lagi, saya memutuskan untuk setia pada yang pertama memuat cerpen saya. Tanpa bermaksud munafik, bukan tanpa alasan saya ingin di sana lagi. Beberapa faktornya antara lain adalah jumlah peminat yang bisa dipastikan tidak sebanding. Lagipula saya ingin memfokuskan diri pada karya, bukan modal. Saya ini hanya pelajar dan bukan pencari nafkah. Sekali lagi terimakasih pada catatan harian maya saya, tanpa kalian saya bukan apa-apa.

Mengapa saya menuliskan kata ganti orang pertama dengan bahasa formal ‘saya’ saya juga kurang tahu.

Kamis, 22 November 2012

Semalem gue mimpi indah.

Gue kaya lagi di penginapan. Seperti biasa gue hanya menyajikan adegan-adegan yang teringat. Ada teringat gambar Re- tampak samping dengan kacamata putihnya. Heran, karena dia ganti kacamata udah lumayan lama. Asli gue lupa hal pentingnya. Z.

Semua lagi akan difoto. Re- duduk rada ke tengah. Awalnya gue kaya yang di posisi motret, meski ga lama gue ke tempat Re- gabung untuk foto bersama. Gue sedikit protes karena gue duduk terlalu di tengah pusatnya. Gue atau Re- bergeser sehingga kami berdampingan \(^.^)/. Di samping gue yang sebelah lagi duduk Kara Kang Jiyoung sambil nyender-ngelendot ke gue. Gue rada keberatan nahan dia jadi gue juga rada ngelendot ke Re-. Gue baru sadar ketika bangun kalo gue ga begitu nyaman nyender di Re-. Apa emang gue ga pernah begitu ama Re- jadi ga kebayang atau gimana. Tapi gue yakin banget gue dan Re- ngobrol ringan tentang beberapa hal yang gabisa dibilang sekedar doang. Sedikit lumayan, karena itu berkaitan dengan Re-. 

Kamis, 29 November 2012

Ini udah beberapa hari lewat sejak gue mimpiin itu. Dan ga sekalipun terlintas di otak gue bagaimana banyak hal yang terjadi. Inilah yang gue amat sayangkan. Tapi tak dipungkiri, meski gue gatau ceritanya tetep ada perasaan senang yang terselip. Rasanya, ah.. :D


Jumat, 12 Oktober 2012

Kenangan




Rabu, 15 Agustus 2012

Kemarin pelajaran komputer, guru pengampu menyuruh kami melindungi dokumen di beri password agar orang lain tidak bisa mudah mengopi. Di otak gue yang pertama muncul itu nama Re-. Sama dengan password gue terhadap file ini. Lalu gue cepat menulis tiga karakter yang luar biasa. Re-. Kemudian gue sadar, gue harus ngasih tau guru apa password gue. Kalo ga gabisa dinilai dong. Nama Re- terlalu vulgar, kalo ‘re-‘ rasanya bikin pertanyaan banget. Kemaren gue keinget satu password yang keren. Tapi keesokan harinya, yaitu hari ini, saat gue mau nulis gue lupa.

Oh ya, ini bukan headline news. Temen gue di tembak temen sebangku gue. Kenapa bukan headline news, padahal ini berita cukup besar. Alasannya karena tulisan ini catatan gue. Yang gue tulis hanya ‘headline’-nya gue. Bagi dia ini pasti headline yang besar. Bagi gue, ini berita besar, tapi ga boleh jadi headline gue. Kesannya egois ya. Boleh-boleh aja dong. Ini bukan konsumsi masyarakat luas, liat juga dong tujuan gue nulis. Masa gue nulis sejarah mereka. Ini kan tulisan tentang gue.

Jumat, 12 Oktober 2012

Tepatnya 3 hari lagi, gue genap 2 bulan libur meng-kini-kan tulisan gue. Ini karena gue udah punya aplikasi di ponsel gue yang memungkinkan gue menulis cerita harian gue. Ga sepanjang dan se-sastra yang gue tulis di sini. Tapi sangat membantu karena buka laptop aja kelamaan dan bikin gue segera males. Maafin saya semuanya, mungkin ini entri terakhir yang gue post. Haruskan gue melakukan sesuatu yang bodoh? Kayanya engga. Thanks all. Maaf juga gue ga bisa pamit panjang-panjang. Yang pasti, setelah gue ketemu orang lain yang berhasil menggeser posisi Re-, mungkin gue akan menulis di sini lagi untuk sekedar aja. Kalau gue ga meng-update, tandanya, kalian ngerti, kan? Belum ada yang mampu nyingkirin Re- dari singasananya di jiwa gue. Kalian ga perlu khawatir, gue ga bakalan bunuh diri karena Re-. Kalian juga ga harus takut karena kalian akan tetap jadi kenangan gue. Sejarah yang selalu ada.

Jumat, 10 Agustus 2012

His Real Back



Back = Punggung


Missed his back so much.

Jumat, 10 Agustus 2012

Mengherankan, setelah masuk IPS gue malah semakin sibuk. Dalam arti ga punya terlalu banyak waktu hingga cukup buat nulis catatan harian. Jeleknya, gue ga mungkin menceritakan semua detail selama 2 minggu dalam sekali menulis. Gue akan menulis yang terjadi hari ini, yang berhubungan dengan Re-.

Tadi pelajaran mat mencatat bahan baru. Karena mata gue susah ngeliat, ditambah tulisannya kecil-kecil, gue berinisiatif pindah ke tempat duduk yang lagi nulis di papan. Kebetulan sebelahnya temen gue. Gue belum selesai mencatat, tapi yang nyatet di depan ini udah selesai. Dia kan anak yang suka ngelucu di kelas, jadi gue rada di ‘bully’. Dia malah nanya-nanyain gue tentang buku dia yang berserakan di meja. Dia buka halaman pertama dan nanya ke gue ‘ini buku apa?’ ‘sejarah’ Ini buku apa?’ ‘geografi’ gitu terus sampe ketemu buku pr mat. ‘nah ini dia pr mat. Tapi bukan ini yang seharusnya ada di atas meja gue. Kenapa lu keluarin semua buku ini?’ gue komat-kamit karena bukan gue yang ngeluarin. Lalu dari belakang seorang anak nyeletuk ‘lu kaya Re- tau’ ‘apa’ ‘Re- Re- yang OSIS dulu, OSIS yang dulu yang jadi mentor tapi bukan kelas kita’ kebetulan yang angkatan di bawah gue panggilannya bukan mentor tapi tutor. Temen sebelah gue yang juga uda tau tentang Re- senyam-senyum sambil nanya ‘yang itu ya’ hihihi gitu.

November nanti sekolah gue akan mengadakan acara musikal 2 tahunan sekali. Temen-temen gue kayanya ga mau ikut. Nyokap juga ga ngasih respon baik. Gue pengen nonton, karena berharap kesetiaan Re- akan SMA-nya masih belum padam dan sukur-sukur bisa ketemu. Kalo berharap sampe duduk di sebelahnya mungkin terlalu berlebihan ya. Kalau mau lebih berlebihan lagi sekalian aja waktu duduk di sebelahnya, sesekali Re- mengomentari musikalnya yang ditujukan ke gue. Atau nanya-nanya anak yang main yang mungkin dia lupa. Ini kayanya udah mencapai ketinggian kahyangan tempat para dewa tinggal deh. That’s all for these 2 weeks.

Jumat, 27 Juli 2012

26 Juli 2012


Kamis, 26 Juli 2012

Gue ga tau mau nulis apa. Sebenernya waktu awal liburan gue sempat bertekad untuk menulis cerpen setidaknya 1 buah dalam seminggu. Terutama cerpen mini. Sampai 2 minggu usai liburan, hanya 1 yang gue kerjain. Udah gue kirim ke satu majalah perempuan muda lewat e-mail, tapi biasa, ga ada tanggapan. Gue berharap kalaupun akhirnya cerpen mini gue itu sempat di cetak, mereka dapat menginformasikan gue lewat e-mail. Dengan matre gue berharap dapat ongkos nulis itu. Dari pada mereka nyetak nama gue gede-gede. Gue malah bakal ga enak kalau begitu. Harapan gue dengan dapat honor dari nulis kecil itu, gue bisa membeli buku. Bukan menghias wajah atau penampilan, hasilnya pasti akan gue gunakan untuk mengkinclongkan otak. Logikanya, kalau gue bisa beli banyak buku dengan uang hasil keringat gue sendiri, buku yang sudah selesai gue baca kan pasti sisa mayatnya tuh. Buku bekas yang bukan majalah atau koran pasti jauh lebih berharga daripada tas bermerk yang bekas bagi anak-anak di luar sana. Kalo gue jadi anak yang ga bisa sekolah, so pasti buku itu kaya sorga gue. Gue emang butuh tas, tapi jika dengan buku gue bisa bekerja lebih layak, gue bakal mampu membeli tas bermerk yang baru. Tentu ini belum gue realisasikan dengan membagikan buku gue ke anak-anak yang tidak mampu. Mungkin jika gue kaya, gue akan bangun perpustakaan gratis buat anak-anak. Sekalian buat nongkrong sambil baca buku. Ensiklopedia untuk anak-anak, dan novel detektif untuk remaja. Kenapa gue milih begitu, karena waktu anak-anak gue suka baca ensiklopedia dan sekarang gue suka novel detektif. Novel biasa juga suka kok. Keuntungan gue karena rajin membaca ensiklopedia sejak kecil sangat membantu gue dalam berbagai pelajaran selama SD sampai SMP. SMA sih uda ga kepake. Di ensiklopedia memuat istilah asing yang akan membuat kita familiar saat pelajaran IPA. Makanya nilai IPA gue di SD ga merah. Iyalah SD gitu. SMP juga. Terutama biologi. Gatau kenapa waktu SMP gue jago ngapal. Ga kaya sekarang yang lemot banget. Cuma intermeso, bukan ini semua yang terjadi hari ini.

Selasa depan temen deket gue ulangtahun, dan dia barusan cerita bahwa kakaknya menghadiahkannya sebuah Blackberry™. Setelah ia menerima hadiah itu, gue akan jadi satu-satunya anak dari kami ber-7 yang ga pake ponsel dengan merk itu. Gue emang berencana akan memperbaharui ponsel gue, tapi dengan merk yang beda. Samsung atau Sony. Itu baru incaran gue. Bagi gue, android udah paling keren. Gue tau ini melanggar etika penulis ketika gue terkesan memuji yang satu dan meninggalkan yang lain. Tapi ini kan catatan harian gue. Ralat, catatan kapan-kapan.