Kamis, 26 Juli 2012
Gue ga tau mau nulis apa. Sebenernya waktu awal liburan gue
sempat bertekad untuk menulis cerpen setidaknya 1 buah dalam seminggu. Terutama
cerpen mini. Sampai 2 minggu usai liburan, hanya 1 yang gue kerjain. Udah gue
kirim ke satu majalah perempuan muda lewat e-mail, tapi biasa, ga ada
tanggapan. Gue berharap kalaupun akhirnya cerpen mini gue itu sempat di cetak,
mereka dapat menginformasikan gue lewat e-mail. Dengan matre gue berharap dapat
ongkos nulis itu. Dari pada mereka nyetak nama gue gede-gede. Gue malah bakal
ga enak kalau begitu. Harapan gue dengan dapat honor dari nulis kecil itu, gue
bisa membeli buku. Bukan menghias wajah atau penampilan, hasilnya pasti akan
gue gunakan untuk mengkinclongkan otak. Logikanya, kalau gue bisa beli banyak
buku dengan uang hasil keringat gue sendiri, buku yang sudah selesai gue baca
kan pasti sisa mayatnya tuh. Buku bekas yang bukan majalah atau koran pasti
jauh lebih berharga daripada tas bermerk yang bekas bagi anak-anak di luar
sana. Kalo gue jadi anak yang ga bisa sekolah, so pasti buku itu kaya sorga
gue. Gue emang butuh tas, tapi jika dengan buku gue bisa bekerja lebih layak,
gue bakal mampu membeli tas bermerk yang baru. Tentu ini belum gue realisasikan
dengan membagikan buku gue ke anak-anak yang tidak mampu. Mungkin jika gue
kaya, gue akan bangun perpustakaan gratis buat anak-anak. Sekalian buat
nongkrong sambil baca buku. Ensiklopedia untuk anak-anak, dan novel detektif
untuk remaja. Kenapa gue milih begitu, karena waktu anak-anak gue suka baca
ensiklopedia dan sekarang gue suka novel detektif. Novel biasa juga suka kok.
Keuntungan gue karena rajin membaca ensiklopedia sejak kecil sangat membantu
gue dalam berbagai pelajaran selama SD sampai SMP. SMA sih uda ga kepake. Di
ensiklopedia memuat istilah asing yang akan membuat kita familiar saat
pelajaran IPA. Makanya nilai IPA gue di SD ga merah. Iyalah SD gitu. SMP juga.
Terutama biologi. Gatau kenapa waktu SMP gue jago ngapal. Ga kaya sekarang yang
lemot banget. Cuma intermeso, bukan ini semua yang terjadi hari ini.
Selasa depan temen deket gue ulangtahun, dan dia barusan
cerita bahwa kakaknya menghadiahkannya sebuah Blackberry™. Setelah ia menerima hadiah itu, gue
akan jadi satu-satunya anak dari kami ber-7 yang ga pake ponsel dengan merk
itu. Gue emang berencana akan memperbaharui ponsel gue, tapi dengan merk yang
beda. Samsung atau Sony. Itu baru incaran gue. Bagi gue, android udah paling
keren. Gue tau ini melanggar etika penulis ketika gue terkesan memuji yang satu
dan meninggalkan yang lain. Tapi ini kan catatan harian gue. Ralat, catatan
kapan-kapan.