Rabu, 15 Agustus 2012
Kemarin pelajaran komputer, guru pengampu menyuruh kami
melindungi dokumen di beri password agar orang lain tidak bisa mudah mengopi.
Di otak gue yang pertama muncul itu nama Re-. Sama dengan password gue terhadap
file ini. Lalu gue cepat menulis tiga karakter yang luar biasa. Re-. Kemudian
gue sadar, gue harus ngasih tau guru apa password gue. Kalo ga gabisa dinilai
dong. Nama Re- terlalu vulgar, kalo ‘re-‘ rasanya bikin pertanyaan banget.
Kemaren gue keinget satu password yang keren. Tapi keesokan harinya, yaitu hari
ini, saat gue mau nulis gue lupa.
Oh ya, ini bukan headline news. Temen gue di tembak temen
sebangku gue. Kenapa bukan headline news, padahal ini berita cukup besar.
Alasannya karena tulisan ini catatan gue. Yang gue tulis hanya ‘headline’-nya
gue. Bagi dia ini pasti headline yang besar. Bagi gue, ini berita besar, tapi
ga boleh jadi headline gue. Kesannya egois ya. Boleh-boleh aja dong. Ini bukan
konsumsi masyarakat luas, liat juga dong tujuan gue nulis. Masa gue nulis
sejarah mereka. Ini kan tulisan tentang gue.
Jumat, 12 Oktober 2012
Tepatnya 3 hari lagi, gue genap 2 bulan libur meng-kini-kan
tulisan gue. Ini karena gue udah punya aplikasi di ponsel gue yang memungkinkan
gue menulis cerita harian gue. Ga sepanjang dan se-sastra yang gue tulis di
sini. Tapi sangat membantu karena buka laptop aja kelamaan dan bikin gue segera
males. Maafin saya semuanya, mungkin ini entri terakhir yang gue post. Haruskan
gue melakukan sesuatu yang bodoh? Kayanya engga. Thanks all. Maaf juga gue ga bisa
pamit panjang-panjang. Yang pasti, setelah gue ketemu orang lain yang berhasil
menggeser posisi Re-, mungkin gue akan menulis di sini lagi untuk sekedar aja.
Kalau gue ga meng-update, tandanya, kalian ngerti, kan? Belum ada yang mampu
nyingkirin Re- dari singasananya di jiwa gue. Kalian ga perlu khawatir, gue ga bakalan bunuh diri karena Re-. Kalian juga ga harus takut karena kalian akan tetap jadi kenangan gue. Sejarah yang selalu ada.