Jumat, 25 November 2011

Pasif

Rabu, 9 November 2011

Hari ini berlalu seperti hari-hari sebelumnya. Tanpa melihat dia.

Besok hari pahlawan. Temanku bilang pacarku yang akan menjadi pemimpin upacara yang sedang teriak-teriak. Ku kenali dia sebagai “dia”. Aku menyangkal jelas. Meski hatiku senang. Aku sangat menanti upacara itu. Hahaha. Aku sering berpikir. Aku selalu menyukai pria yang terlalu jauh. Yang dekat saja belum tentu dapat. Tapi ku andaikan aku bisa mengenalnya lebih dekat, aku pikir akan aneh kalau ia menjadi pacarku. Aku tidak yakin aku siap untuk itu. Sangat menyenangkan tentu bisa dekat dengannya. Tapi bisa melihatnya setiap hari setiap saat pasti lebih mengasyikkan. Untuk bisa memandangnya dari jarak beberapa meter tanpa seorangpun tahu, dan membuat tanda di buku agendaku. Sebuah ilustrasi jelek tapi sangat menjelaskan.

Jumat, 18 November 2011

Curhat

(Lanjutan)
Sejak itu temanku mulai meledekiku dengannya. Aku kesal karena mulutnya. Bukan hanya di depanku, tapi di depan teman-temanku. Ku pikir baik kalau teman dekatku tahu. Tapi aku lupa, bahkan salah seorang temanku yang menyukai kakak kelas menjadi korbannya. Karena “cie” yang ia lontarkan di samping subjek, kakak kelas itu tahu perasaan temanku. Aku sangat menyesal membicarakan dia’ denganmu. Bukan tidak mungkin itu adalah saat terakhir aku membicarakan perasaanku terhadap seorang pria.

Minggu, 13 November 2011

Toko Buku

Harusnya hari Jumat aku mem-post entri baru, namun karena sesuatu, aku harus menundanya. Akan kuceritakan nanti tentang tanggal 11 November. Segala sesuatu terus terjadi. Aku tidak tahu kapan aku bisa menceritakan yang lalu lagi.
Selasa, 16 Agustus 2011
Segala yang terjadi tidak ku catat sehingga aku lupa persisnya. Moment-moment yang teringat hanya sedikit, salah satunya saat upacara 17-an dan lombanya. Saat lomba 17-an, kami semua berada di lapangan, sehingga aku bisa sering menemukannya’. Satu kali, seorang kakak kelas yang di sukai temanku, dengan kamera hitamnya memotret aku, dia, dan teman-teman saat menonton pertandingan tarik tambang. Sementara aku yang melihat dia’ berdiri di satu bagian, aku tidak lagi tertarik menonton pertandingannya. Aku hanya diam tanpa mau beranjak dari sana.

Jumat, 04 November 2011

Sore itu

Tidak ada yang merasa kan, ya? hahaha.

Rabu, 13 Juli 2011

Sore itu aku pulang naik angkutan umum, dengan tas karung di lenganku aku berjalan sendirian. Karena aku belum bertemu teman seperjuangan. Di dekat pintu gerbang sekolah, mentor numpang lewat tadi, bersama seorang mentor wanita kelasku yang merupakan ketua MPK berdiri berdua entah menunggu apa. Mereka seperti sepasang kekasih muda nan manis. Perlu berteriak untuk memberi salam dengan standar mereka, sementara aku terlalu malas untuk itu. Jadi ku tengok saja mereka dan menganggukan kepalaku sedikit menunduk. Tak disangka, manusia yang berdiri di sebelah kiri itu dengan suara khasnya berteriak ke arahku,