(Ini adalah cerpen yang sempat ku kirim ke redaksi majalah. Tidak ada yang ku dapat. Batas waktu sudah kadaluarsa. Jadi kuputuskan untuk di bagikan saja di sini. Dari pada segalanya sia-sia. Ini memang bukan cerita yang bisa dikategorikan baik, karena sebagai penulis aku sadar akan banyak kekurangan. Untuk kemajuanku akan sangat di terima kritik yang diberikan dengan tangan terbuka. Terimakasih!)
“Pagi, kak!” sapa Viny riang.
“Pagi, cantik.” Balasku tak kalah
riang. Apalagi dia adik kelas favoritku. Sementara yang duduk 1 meter jaraknya dari
Viny hanya menoleh sedikit melihat subjek sapaan Viny. Sadar aku kakak kelas,
ia segera melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Viny. Bedanya, tanpa
nada yang jelas.
“Pagi.” Yang disapa senyam-senyum ga
jelas ngeliatin cewek yang ga ada semangat idup tadi. Selesai nyapa dia cuma
duduk di tempat yang tadi dengan posisi yang sama persis sambil baca buku. Freak.
Bel tanda masuk berbunyi. Anak itu
bangun dan melangkah masuk kelasnya. Terlalu sibuknya dia dengan
barang-barangnya sampai Ia melupakan bukunya. Aku baru akan memanggilnya ketika
dia sudah tidak kelihatan. Aku melihat sekilas isi bukunya.