Dalam konteks Nasrani.
Pengertian
Godaan berasal dari kata goda yang artinya mengusik
atau mengganggu. Godaan sendiri merupakan kata benda, yang berarti sesuatu yang
dapat mengusik keteguhan hati. Jika dihubungkan dengan life style dan nilai
religi, godaan merupakan life style atau gaya hidup yang mengusik nilai religi
seseorang.
Cobaan memiliki kata dasar coba, yang menurut kamus
Bahasa Indonesia merupakan kata afektif untuk menyatakan perasaan jengkel, dsb.
Sementara cobaan, merupakan kata benda yang memiliki definisi sesuatu yang
dipakai untuk menguji ketabahan, kesetiaan, iman, dsb.
Hubungan
Dari dua pengertian yang sudah dijabarkan di atas,
jelas bahwa godaan dan cobaan memiliki keterkaitan yang erat satu sama lain.
Pengertian godaan menyiratkan bahwa godaan bersifat opsional, bisa ya, bisa
tidak. Dan cobaan adalah media ujian. Seumpama ujian sekolah, hasilnya
ditentukan dari opsi yang dipilih. Dari perumpamaan kecil ini dapat disimpulkan
bahwa godaan merupakan bagian dari cobaan.
Cobaan adalah sebuah kondisi dan godaan adalah
pilihan yang timbul dari cobaan tersebut. Selalu ada godaan di dalam cobaan.
Mengapa Timbul
Cobaan?
Cobaan yang sebuah media ujian, tentu ada subyek
yang berdiri di belakangnya sebagai penguji. Dalam konteks agama, penguji di
sini adalah Tuhan sendiri. Seperti yang sudah tercatat dalam definisi di atas,
Tuhan ingin menguji ketabahan, kesetiaan, dan iman umatnya lewat cobaan.
Mengambil contoh tokoh Perjanjian Lama, Ayub. Tuhan
Allah menguji Ayub dengan berbagai cobaan berat. Memang cobaan itu asalnya dari
Iblis, tapi Allah mengizinkan semuanya terjadi atas Ayub. Kekayaan, keluarga,
kehormatan semua terampas dari hidupnya. Ayub memiliki pilihan untuk berpaling
dari Allah, tapi ia tidak melakukannya. Ayub menang atas godaan dan ia berhasil
lulus dari cobaan.
Entah apa motivasi Tuhan yang sebenarnya mengenai
keberadaan cobaan dan godaan, tapi seperangkat ujian itu dilalui manusia sejak
manusia pertama diciptakan, Adam. Meskipun manusia pertama gagal, jangan takut.
Roma bab 8 pada ayatnya yang ke 28 Paulus mengatakan bahwa Allah turut bekerja
dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi
Dia. Jadi, asal kita manusia mengasihi Allah, cobaan juga menjadi berkat rohani
dari Tuhan yang tak kurang memberkati.
Cobaan atas gaya hidup manusia merupakan akibat dari
adanya perubahan keadaan yang mengusik gaya hidup manusia yang sudah terbangun
sejak masih kecil. Perubahan ini diakibatkan oleh banyak faktor internal dan
eksternal yang masing-masing mempengaruhi satu dengan yang lain. Perubahan
internal merupakan konflik dalam batin manusia, contohnya adalah pubertas.
Faktor eksternal yaitu lingkungan, baik manusia dan segala perubahannya.
Misal : Tono adalah anak yang cerdas dan hidup dalam
kemewahan sejak ia masih kecil. Namun diusianya yang ke-22, perusahaan raksasa
itu mengalami kemunduran dan tak lama hancur. Semua aset yang dikumpulkan orang
tuanya habis untuk membayar hutang. Meskipun ia cukup cerdas untuk memperoleh
beasiswa, Tono masih harus bekerja sambilan untuk uang jajannya sehari-hari.
Mendadak, Tono harus merubah drastis gaya hidupnya. Bukan hal yang mudah bagi
Tono untuk tahan dari godaan yang berupa kebiasaan hidupnya dulu. Meskipun
tidak lama kesuksesan orang tuanya kembali dan ia dapat menggunakan standar
masa kecilnya lagi. Tapi karena pencobaan ia kembali dekat dengan Tuhan, dan
membiasakan diri untuk hemat dan menabung.
Misal 2 : Budi merupakan anak cerdas yang berasal
dari keluarga tidak mampu. Ia memperoleh beasiswa untuk belajar ke kota. Di
kota, oleh globalisasi komunikasi menjadi tuntutan kebutuhan. Karena
perangkatnya yang mahal, Budi tidak mampu memiliki satupun alat komunikasi
sehingga ia selalu ketinggalan hal-hal penting. Budi berada dalam cobaan, tidak
memiliki cukup uang. Menghadapi cobaan, Budi dihadapkan dengan berbagai
pilihan. Bekerja sambilan atau mencuri. Bila ia memilih bekerja, berarti ia
baru bisa membeli perangkat komunikasi model lama bulan depan. Tapi bila ia
mencuri perangkat yang harganya bahkan berkali-kali lipat bisa sekejap ada di
tangannya. Lewat pilihan yang diputuskan Budi, Tuhan menilai sejauh mana iman
Budi. Jika Budi memutuskan untuk mencuri, artinya Budi telah tergoda dan jatuh
dalam pencobaan.
Cara Mengatasi
Tidak ada teori mutlak yang mencatat cara mengatasi
pencobaan hidup karena sifatnya yang terlalu subyektif baik latar belakang, kondisi,
gen yang sangat spesifik tiap manusianya. Tapi baiklah bila kita dalam
pencobaan kita berdoa, mencari Tuhan, berjuang dengan keras dan tetap rendah
hati.
Makna
Lewat cobaan, Allah mengajarkan pelajaran yang tidak
bisa dihargai oleh uang dan materi karena Allah sendiri yang mendidik manusia
untuk tetap berada di jalannya. Yaitu untuk senantiasa menggantungkan hidup
padanya. Bersyukurlah jika kita masih hidup dalam pencobaan, karena itu adalah
salah satu cara Tuhan menyayangi kita. Tuhan tidak ingin anak-anaknya binasa
karena bergantung pada keindahan dunia dan menyesal belakangan. Ia ingin semua
ciptaan-Nya selamat, dan berkumpul bersama-sama dengan Dia di langit yang baru
dan bumi yang baru.