Rabu, 24 Juli 2013

Drama-Drama-Drama-PT

Rabu, 24 Juli 2013

Kali ini, seharusnya gue bisa nulis lebih panjang. Banyak yang ingin gue ceritakan.Mulai dari drakor-drakor, dan lain-lain.

Beberapa hari yang lalu, gue menyelesaikan serial Gu Family Book. Gue kaget dengan endingnya, karena gue pikir bakalan sad ending, setelah membaca judul sebuah artikel Allkpop.Bagi gue, ending Gu Family Book lebih bahagia daripada Rooftop Prince. Sebenernya Rooftop itu sad ending, tapi karena kebenaran yang menang dan kesedihan tidak terlalu ditonjolkan, jadi terasa happy ending. Yeowool mengajarkan untuk berani ‘menantang’ takdir. Apalagi cuma karena mati. Kita semua pasti mati, cuma masalah waktu, kan? Cinta itu patut diperjuangkan.

Salah satu drama sad ending yang paling keren yang pernah gue tonton mungkin 49days. Jihyun, si tokoh utama yang meninggal secara tidak adil itu menyiratkan bahwa lebih baik mati membawa cinta daripada hidup tanpa memori. Kayanya gue pernah deh bahas soal ending drama ini. Gue heran dengan penonton Korea yang ga terima si pemeran utama memilih mati. Dear, kalau dia hidup, pilihannya dia lupa memori 49 hari itu, dan bahkan cintanya. Pilihan yang berat, dan semakin tidak adil buat Jihyun. Tapi setidaknya, ia mati dengan 3 orang yang tulus 100% mencintai dia. Meskipun lewat pahitnya khianat dan tipu muslihat.

Cerita yang akhirnya sedih memang nyesek dan bikin kepikiran. Setidaknya gue begitu. Tetapi sebagai penulis, itu pasti kebanggan kalau bisa bertahan lama-lama di benak pemirsa. Walaupun resikonya penulis itu dikritik khalayak, dikutuk fans pemeran utama, dan dihapus dari nama penulis rekomendasi yang artinya ga akan dibaca lagi.

Sekarang gue lagi on the drama She is Wow. Leader B1A4 mendapat peran yang lumayan penting di sini. Dan gue lumayan suka dengan karakternya. Berandal, tapi sadar dia sayang orang tua dan haus dengan kasih sayang orang tua. Semua peran punya sesuatu yang ga bisa mudah ditebak. Begitu pula alurnya. Beberapa kali gue menebak ini-itu, tapi hanya satu-dua yang tepat sasaran. Plot dan karakternya membuat gue sepanjang film nge-wow.

Tapi buat kalian-kalian yang merasa belum cukup umur, disarankan untuk menonton drama ini dengan bimbingan orang yang lebih tua, ya. Karena gue pun nonton sama nyokap, karena adegannya banyak yang vulgar.

Drama ini cocok buat penyuka drama keluarga setelah menikah. Kalau movie Speedy Scandal itu menyentuh di hubungan ayah dan anak yang terjalin oleh darah, drama She is Wow menyentuh di bagian hubungan cinta yang sudah dirajut 20 tahun. Well, karena belum tamat, soal ini gue ga yakin, tapi ada beberapa bagian yang sudah menunjukkan ke arah sana dan gue menebak ke depannya akan lebih kental. Tapi ini hanya tebakan, seperti yang gue bilang di atas, drama ini sulit di tebak.

*Spoiler* Adegan itu adalah ketika si suami nonjok selingkuhan istrinya ketika si selingkuhan minta si suami menceraikan istrinya. Si selingkuhan ini merasa dirinya lebih baik dan bisa menjaga si istri, daripada si suami. Si suami membuat gue mengangguk-angguk. Satu tonjokan yang di isi dengan emosi, seakan si suami berkata “lo orang luar”, menarik garis tegas yang membatasi kalau si selingkuhan bukan apa-apa dan tidak tahu apapun. Si selingkuhan jadi tampak kalah dan bodoh. Sekaligus menggambarkan kalau si suami masih ada rasa ‘memiliki’ istrinya. Sekian soal drama Korea, lanjut ke curhatan gue *tinggalkan saja

Kabarnya, tahun ajaran baru Perguruan Tinggi tidak membatasi siswa IPS untuk mengambil kuliah jurusan alam. Kabarnya, lho. Gue pun terpikir untuk mengambil jurusan IT, tapi ternyata syarat masuk jurusan IPA itu lumayan menakuti gue. Kalau sanggup. Harus di tulis tebal dan garis bawah. Kalau sanggup. Mengerikan. Gue takut ga sanggup. Karena gue udah mencoba mencicipi dunia IT, dan itu rumit banget. Gue takut cuma buang-buang uang pangkal, dan ternyata setelah nyemplung gue ga suka dan sulit menerima. Jeder. Percuma, deh. Gue hanya merasa, setelah ini gue ga bakal sering-sering nulis lagi. Moodnya belum sampai ke sini lagi. Moon gue itu biasanya sih kaya alur recycle, cuma muter-muter. Hahaha. See You Next Time!