Jumat, 26 Juli 2013

Godaan & Cobaan



Dalam konteks Nasrani.
Pengertian
Godaan berasal dari kata goda yang artinya mengusik atau mengganggu. Godaan sendiri merupakan kata benda, yang berarti sesuatu yang dapat mengusik keteguhan hati. Jika dihubungkan dengan life style dan nilai religi, godaan merupakan life style atau gaya hidup yang mengusik nilai religi seseorang.
Cobaan memiliki kata dasar coba, yang menurut kamus Bahasa Indonesia merupakan kata afektif untuk menyatakan perasaan jengkel, dsb. Sementara cobaan, merupakan kata benda yang memiliki definisi sesuatu yang dipakai untuk menguji ketabahan, kesetiaan, iman, dsb.
Hubungan
Dari dua pengertian yang sudah dijabarkan di atas, jelas bahwa godaan dan cobaan memiliki keterkaitan yang erat satu sama lain. Pengertian godaan menyiratkan bahwa godaan bersifat opsional, bisa ya, bisa tidak. Dan cobaan adalah media ujian. Seumpama ujian sekolah, hasilnya ditentukan dari opsi yang dipilih. Dari perumpamaan kecil ini dapat disimpulkan bahwa godaan merupakan bagian dari cobaan.
Cobaan adalah sebuah kondisi dan godaan adalah pilihan yang timbul dari cobaan tersebut. Selalu ada godaan di dalam cobaan.
Mengapa Timbul Cobaan?
Cobaan yang sebuah media ujian, tentu ada subyek yang berdiri di belakangnya sebagai penguji. Dalam konteks agama, penguji di sini adalah Tuhan sendiri. Seperti yang sudah tercatat dalam definisi di atas, Tuhan ingin menguji ketabahan, kesetiaan, dan iman umatnya lewat cobaan.
Mengambil contoh tokoh Perjanjian Lama, Ayub. Tuhan Allah menguji Ayub dengan berbagai cobaan berat. Memang cobaan itu asalnya dari Iblis, tapi Allah mengizinkan semuanya terjadi atas Ayub. Kekayaan, keluarga, kehormatan semua terampas dari hidupnya. Ayub memiliki pilihan untuk berpaling dari Allah, tapi ia tidak melakukannya. Ayub menang atas godaan dan ia berhasil lulus dari cobaan.
Entah apa motivasi Tuhan yang sebenarnya mengenai keberadaan cobaan dan godaan, tapi seperangkat ujian itu dilalui manusia sejak manusia pertama diciptakan, Adam. Meskipun manusia pertama gagal, jangan takut. Roma bab 8 pada ayatnya yang ke 28 Paulus mengatakan bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia. Jadi, asal kita manusia mengasihi Allah, cobaan juga menjadi berkat rohani dari Tuhan yang tak kurang memberkati.
Cobaan atas gaya hidup manusia merupakan akibat dari adanya perubahan keadaan yang mengusik gaya hidup manusia yang sudah terbangun sejak masih kecil. Perubahan ini diakibatkan oleh banyak faktor internal dan eksternal yang masing-masing mempengaruhi satu dengan yang lain. Perubahan internal merupakan konflik dalam batin manusia, contohnya adalah pubertas. Faktor eksternal yaitu lingkungan, baik manusia dan segala perubahannya.
Misal : Tono adalah anak yang cerdas dan hidup dalam kemewahan sejak ia masih kecil. Namun diusianya yang ke-22, perusahaan raksasa itu mengalami kemunduran dan tak lama hancur. Semua aset yang dikumpulkan orang tuanya habis untuk membayar hutang. Meskipun ia cukup cerdas untuk memperoleh beasiswa, Tono masih harus bekerja sambilan untuk uang jajannya sehari-hari. Mendadak, Tono harus merubah drastis gaya hidupnya. Bukan hal yang mudah bagi Tono untuk tahan dari godaan yang berupa kebiasaan hidupnya dulu. Meskipun tidak lama kesuksesan orang tuanya kembali dan ia dapat menggunakan standar masa kecilnya lagi. Tapi karena pencobaan ia kembali dekat dengan Tuhan, dan membiasakan diri untuk hemat dan menabung.
Misal 2 : Budi merupakan anak cerdas yang berasal dari keluarga tidak mampu. Ia memperoleh beasiswa untuk belajar ke kota. Di kota, oleh globalisasi komunikasi menjadi tuntutan kebutuhan. Karena perangkatnya yang mahal, Budi tidak mampu memiliki satupun alat komunikasi sehingga ia selalu ketinggalan hal-hal penting. Budi berada dalam cobaan, tidak memiliki cukup uang. Menghadapi cobaan, Budi dihadapkan dengan berbagai pilihan. Bekerja sambilan atau mencuri. Bila ia memilih bekerja, berarti ia baru bisa membeli perangkat komunikasi model lama bulan depan. Tapi bila ia mencuri perangkat yang harganya bahkan berkali-kali lipat bisa sekejap ada di tangannya. Lewat pilihan yang diputuskan Budi, Tuhan menilai sejauh mana iman Budi. Jika Budi memutuskan untuk mencuri, artinya Budi telah tergoda dan jatuh dalam pencobaan.
Cara Mengatasi
Tidak ada teori mutlak yang mencatat cara mengatasi pencobaan hidup karena sifatnya yang terlalu subyektif baik latar belakang, kondisi, gen yang sangat spesifik tiap manusianya. Tapi baiklah bila kita dalam pencobaan kita berdoa, mencari Tuhan, berjuang dengan keras dan tetap rendah hati.
Makna
Lewat cobaan, Allah mengajarkan pelajaran yang tidak bisa dihargai oleh uang dan materi karena Allah sendiri yang mendidik manusia untuk tetap berada di jalannya. Yaitu untuk senantiasa menggantungkan hidup padanya. Bersyukurlah jika kita masih hidup dalam pencobaan, karena itu adalah salah satu cara Tuhan menyayangi kita. Tuhan tidak ingin anak-anaknya binasa karena bergantung pada keindahan dunia dan menyesal belakangan. Ia ingin semua ciptaan-Nya selamat, dan berkumpul bersama-sama dengan Dia di langit yang baru dan bumi yang baru.