Minggu, 13 November 2011

Toko Buku

Harusnya hari Jumat aku mem-post entri baru, namun karena sesuatu, aku harus menundanya. Akan kuceritakan nanti tentang tanggal 11 November. Segala sesuatu terus terjadi. Aku tidak tahu kapan aku bisa menceritakan yang lalu lagi.
Selasa, 16 Agustus 2011
Segala yang terjadi tidak ku catat sehingga aku lupa persisnya. Moment-moment yang teringat hanya sedikit, salah satunya saat upacara 17-an dan lombanya. Saat lomba 17-an, kami semua berada di lapangan, sehingga aku bisa sering menemukannya’. Satu kali, seorang kakak kelas yang di sukai temanku, dengan kamera hitamnya memotret aku, dia, dan teman-teman saat menonton pertandingan tarik tambang. Sementara aku yang melihat dia’ berdiri di satu bagian, aku tidak lagi tertarik menonton pertandingannya. Aku hanya diam tanpa mau beranjak dari sana.
Upacara 17 Agustus, seperti yang dikatakan di atas, dia’ adalah pemimpin upacara. Dia’ memimpin barisan SMA, berdiri di samping barisan pria kelasku. Karena tidak ada teman bicara, ia’ mengajak anak kelasku mengobrol. Kadang ia’ juga menari-nari sambil menyanyi sendiri. Aku melihatnya’ beberapa kali. Bahkan temanku kepergok memperhatikannya’. Sejak saat itu aku meledekinya menyukai dia' yang kusebut tiang bendera, karena saat ku tanya ia bilang ia melihat ke tiang bendera, namun yang dia ceritakan hanya tentang dia’. (Dia yang bukan temanku diberikan tanda -‘)
Lalu suatu hari minggu. Pulang ibadah malam, orangtuaku harus pergi untuk sesuatu, dan aku pergi ke Mall Puri Indah untuk makan malam bersama kakak laki-lakiku. Seusai makan malam, kami pergi ke toko buku Gramedia untuk menghabiskan waktu. Melangkah masuk Gramedia, aku melihat “dia”. Sementara kakakku melihat-lihat buku, aku penasaran. Yang terlihat hanya bagian punggung dan sesekali wajah sampingnya. Sepertinya ia bersama keluarganya. Menyelesaikan penasaranku, aku pelan-pelan mengikuti dia. Sampai di daerah dekat kasir, aku merasa terlalu dekat, jadi aku berhenti sebentar dan melihat sekitar. Hanya 2-3 detik. Lalu aku kembali mencari dia. Tapi dia tidak ada. Aku bahkan berkeliling Gramedia sambil celingukan lalu menyerah. Kejadiannya sedikit menyeramkan menurutku, karena tidak sekalipun aku melihat punggungnya lagi di Gramedia itu. Lalu pukul 8 malam kami pulang dari sana dengan segudang tanya di hatiku.