Senin, 20 Januari
2014
Kali ini gue kembali
menjadi diri gue yang gue sendiri ‘jijik’. Seorang teman sekelas gue yang
pernah gue sebutkan jauh di atas. Sebagai pembelaan diri gue, gue menyatakan
kalau ini masih efek mimpi yang kemarin ini. Tentang cowo yang buat gue meleleh
dalam hati.
Ceritanya lagi jam
pelajaran komputer, dan kami diberi tugas membuat brosur dari photoshop. Gue
kewalahan karena ga tau cara nyisipin gambar Pikachu gue. Temen sebelah gue
yang cantik ini sama kesulitannya dengan gue, tapi dia duluan. Dan dia meraung
sama temen sekelas gue ini. Minta tolong. Lantas sisa temen-temen yang lain
ribut ngegodain mereka, karena kebetulan cewek cantik sebelah gue ini mantannya.
Dan karena malu si anak ini ngomong sama cewek ini dengan sok cuek. Biasa, gaya
doang.
Lalu ga lama gue
mengalami kesulitan yang sama. Gue tanya ke kiri-kanan gue yang kebetulan semuanya
dibantuin sama anak ini, tapi ga ada satupun yang tau prosesnya -___-. Dan
jadilah gue mem-beo meraung-raung sama dia minta tolong. Dan gak lama, dia
kerjain punya gue.
Oke, setelah gue
nulis semuanya, gue sadar ini ga ada spesial-spesialnya.
Satu, dia bantuin
semua anak. Kalo soal cewek cantik mantannya dijawab cuek dan terkesan nyolot
itu kan karena mereka diledekin, tapi gue dan dia ga diledekin. Dan kemudian
gue merasa menyesal karena ‘meraung’ karena terkesan payah banget. Kemudian gue
merasa ‘jijik’ lagi sama diri sendiri yang nalurinya mudah gede rasa.
Masyaoloh, ini anak aja sejarahnya ga pernah pacarin cewek yang bahkan levelnya
biasa. Dia selalu macarin cewek yang kategori kelas atas cantiknya. Gak
tanggung-tanggung. Bukan yang standard. Lah gue, bukannya rendah diri-tapi
sadar diri, bahkan ga sampai kelas standard itu. Gue menyadari dan hanya bisa
bersyukur karena gue dianugerahkan otak yang selama ini sih bisa dibilang ada
di tepi atas rata-rata kelas. Ngerti lah ya.
Jadi, gue hanya bisa
menyimpulkan kalau ada 1001 alasan tidak terduga yang dia pikirkan saat
membantu gue. Mungkin meningkatkan persatuan & kesatuan Indonesia, terutama
kekompakan kelas gue. Mungkin dia pikir gue yang nerd akan jadi sukses dan dia
mau buat kenangan kalau dia baik sama gue jadi siapa tau hubungan baik formal
ini akan bisa bermanfaat. Atau, dia memang ingin membantu semua anak, cuma
kebetulan gue dibantu dengan baik.
Intinya, gue cuma
bisa bilang terima kasih ke lo yang diluar sana. Semoga keberuntungan
menyertaimu. Maksud gue, lo gak akan sia-sia ngebantu kami semua. Meskipun kami
mungkin ga bisa balas, tapi yakin Alam punya cara untuk membuatnya adil bagi
lo.