Jumat, 13 Januari 2012

On Time

Selasa, 10 Januari 2012

Hari ini Oni masuk (yey!). Meski teman-teman tetangga tampak kurang bersahabat dengan Oni, bahkan aku sempat menganggapnya demikian, 4 hari tanpanya membuatku jera. Ia bersosialisasi lebih baik dariku. Entah sejak kapan aku tidak bisa bersosialisasi. Sepertinya dulu aku baik-baik saja. Sejak SMP mungkin?


Di tengah perjalanan pulang 2 teman yang bersamaku memutuskan mampir di sebuah kedai pancake. Aku menghabiskan uang 15 ribu hanya untuk dua lembar kue dadar dan selembar daging asap. Sembari makan, kami berbincang santai. Sekali waktu temanku menceritakan seorang subjek yang bahkan tidak kudengar jelas siapa dan tidak sempat bertanya ulang. Karena yang selanjutnya ia menyebut nama Re-. Aku hanya bertanya ulang di bagian Re-. Re- kelas 11 atau 12? Kelas 12. Yang itu? Iya, dengan cengiran yang berarti ia menyadarinya. Kuluruskan saja, ia mendengar gosip sampah dari Oni sekitar September lalu, dan percaya. Sesekali aku dipasangkan dengan seorang teman di kelas, tapi aku menolak mentah-mentah. Lalu pernah ia dengan seringainya berbisik padaku, “Sukanya sama Re-, ya?”. Kembali ke cerita. Jadi saat pengambilan rapor kemarin, subjek yang tidak diketahui itu menyapa Re- yang melewati tempat duduk mereka. “Hai kak,” tapi Re- hanya menengok dari balik pundaknya dan mengangkat tangan, membalas sapaan. Lalu kami cekikikan dan mengumpat Re- karena sikap sombongnya. Aku malu karena tidak bisa menahan untuk menegaskan pernyataan tiap Re- disebut. Bagaimana bisa menjaga rahasia sendiri? 2 orang sudah mencurigaiku. Seorang lagi juga tampaknya tahu, tapi tidak ada godaan yang keluar dari dirinya.

Re-, dari pendapat yang kudengar dari teman-temanku, tidak ada satupun yang baik. Saat itu ramai-ramai 
kami mengenang masa orientasi dan kebetulan seorang anak bimbingannya pulang bersama. Aku-seperti yang bisa kalian tebak-sibuk bertanya tentang Re-. Gosip Re- yang hanya tidur, Re- sebagai angel atau devil, apapun itu, tentang Re-. Kadang aku berusaha mengingat muka mereka yang lain, apa tampak wajah aneh penuh curiga? Argh. Bodoh.

Kamis, 12 Januari 2012

Dalam rangka perayaan Imlek sekolah membebaskan kewajiban murid mengenakan seragam sekolah. Mungkin terdengar menyenangkan, tapi sebetulnya sangat mengkhawatirkan bagiku. Tubuh yang indah, baju yang bagus, bahkan selera fashionku dianggap parah.

Acara dimulai dengan ibadah natal dan tahun baru. Aku duduk di sayap kiri, sementara di bagian tengah yang kulihat hanya anak kelas 11, mataku berusaha mencari Re- di sayap kanan. Nihil. Inilah alasan mengapa aku semangat memperbaiki mataku. Lalu sampai disebuah kesempatan, kami para umat diberi waktu untuk mengucap doa untuk diri sendiri secara pribadi. Dalam hati aku akan mengatakan harapanku untuk bisa melihatnya, tapi lalu tersadar itu bukan hal yang pantas untuk diucapkan kepada Sang Pencipta. Setelah kami dipersilakan duduk, 2 baris anak berjalan ke depan lewat jalan antara 2 tempat duduk tengah. Beberapa wajahnya tampak tak asing, mentor masa orientasi. Lalu aku mencondongkan tubuhku ke Oni yang berada persis di sampingku, bertanya. “Eh, ada itu ya..” tanyaku menggantung karena lupa istilah yang harus kugunakan. Lalu dia hanya menunjukkan sebaris giginya dan langsung mengangguk sebelum ia benar-benar mengerti maksudku. Kemudian teman yang kuceritakan kemarin melakukan hampir sama dengan yang dilakukan Oni. Menyeringai senang, ia berbisik kepadaku, “Ada Re- ya,”. Aku tersentak karena tidak menyadarinya. Kaget karena ternyata yang Oni maksud adalah Re-, sementara aku bermaksud yang lain. Karena keterkejutanku, aku hanya sempat melihat Re- sedikit. Tidak terlalu jelas, tapi aku bisa melihat kacamatanya. Setelah badai salah paham itu berlalu, aku memandang ke depan dengan berbagai pikiran. Tapi Oni berprasangka lain. Dengan seringai penuh goda ia bertanya kepadaku, “Lagi liat siapa..?”. Aku kesal pada diriku sendiri. Aku bahkan tidak melihat apa-apa. Lalu di akhir ibadah guru menyampaikan bahwa kelas Re- dan 12 IPS 2 adalah petugas ibadah. Setelah itu sampai pulang aku tidak melihat kacamatanya lagi. Tadi aku memperhatikan jadwal pelajaran yang tertempel di kelas. Tertulis di sana jadwal semua kelas. Kelas Re-, mendapat pelajaran olahraga usai kelasku. Aku baru memastikannya. Memang sebelumnya sempat sekali aku mendengar teriakan khas Re- dari lapangan. Aku jadi berpikir untuk izin ke toilet saat pelajaran setelah olahraga. Siapa tahu Re- di sana bisa mampir korneaku dan terpantul ke retina sampai ke otak.

Baru diceritakan, temanku yang menyukai kakak kelas mengaku tidak lagi menyukai pria itu. Ketika ditanya alasannya, ia mengatakan bahwa kakak kelas itu sudah tidak pernah terpikir lagi olehnya. Saat Use membuatku gila, Re- juga sirna. Tapi Use sudah basi. Re- kembali Berjaya. Selamat ya, Re-. :D