Selasa, 14 Februari 2012
Happy Valentine!
Sekolah mengadakan acara
apresiasi seni di hari Valentine
ini. Sebuah acara yang melibatkan seluruh warga sekolah. Tampak secercah
harapan, bahwa aku akan melihat Re- sampai bosan. Nyatanya, harapan itu terlalu
tinggi untuk seorang ‘aku’.
Karena acara dikhususkan untuk kelas 10 dan 11, kelas 12
dilokasikan di tempat duduk paling belakang. Dan aku di tengah. Bagaimana bisa
kelihatan? Apalagi jendela di belakang dibuka, yang membuatku silau saat
melihat kebelakang. Pupus sudah.
Saat keluar, Oni cengengesan sambil menyikutku. Tapi saat
aku bertanya mengapa, ia bilang sudah lewat. Aku rasa itu Re-. Oni kan suka
meledekku saat ada Re-.
Apa langit sengaja membiarkanku tidak melihat Re- karena
tidak ada lagi jodoh antara kami? Jodoh maksudku bukan belahan jiwa. Bila
misalnya saja aku bisa sekampus dengannya juga sudah termasuk berjodoh.
Kepalaku terasa kurang enak. Sepertinya karena cuaca yang
ekstrem panas serta lagu dangdut yang mengiringiku sepanjang perjalanan pulang
tadi. Maaf bagi danduters, tapi music dangdut memang bukan favorit ku.
Untuk Re-, bila kakak membaca ini, ketahuilah bahwa disini
hidup 1 penggemarmu. Jangan sedih bila tidak ada delivery cokelat atau sekuntum
mawar. Apabila kakak mendapatkannya, ketahuilah penggemar kakak tidak hanya
mereka. Aku. Sekarang aku menyesal tidak memanfaatkan jasa yang ditawarkan
OSIS. Meski aku sangat malu untuk mengungkapkannya kepada kakak yang menjadi
perantara.
Aku ingin menulis banyak hal, tetapi tidak ada bahan untuk
ditulis.
Oh, ya. Tadi aku 2 kali dibilang jahat oleh teman-temanku.
Seorang anak bertanya padaku tentang sesuatu. Bahasa yang digunakan aneh dan
aku tidak mengerti. Mengungkapkan kebingunganku, aku berkata ‘apaan sih’.
Sepertinya nada yang kugunakan terlalu sinis hingga mengumbar protes dari yang
lain. Lalu seorang anak berkata bahwa cokelat pemberian yang lain terlalu
manis. Aku berikan saran untuk memakannya sambil memandangi teman yang duduk
disebelahku, pasti jadi lebih tawar. Sekali lagi itu mengundang protes. Aku
jadi sempat bengong berpikir. ‘’Apa aku sejahat itu?”
Rabu, 15 Februari 2012
Semalam mimpi lagi. Mimpi yang sama menakjubkan. Kali ini
tentang Negara kesukaanku. Sebuah grup yang pernah kugilai, salah satu
anggotanya yang merupakan favoritku pula entah bagaimana bisa berhubungan
denganku melalui video call. Terkesan seperti audisi, karena lalu aku menyanyi
salah satu lagunya setelah ia memberi aba-aba. Meski refrain kedua aku salah
lirik, sepertinya aku lolos. Lalu aku mengikuti semacam sekolah seni tempat ia
bernaung. Ceritanya kurang lebih seperti itu. Pokoknya saat aku ingat, desir
hati merasa ini lebih hebat dari Re-. Yah jelas, mimpi dengan Re- hanya
mengintip seperti biasanya. Ini aku berhubungan langsung dengan idolaku.
Kyaaaaa!
Lalu aku membuka profile Re- di facebook. Galau.
Mau facebook Re-? Hm, terlalu berbahaya. Meski sampai mati
kalian tidak akan mendapatkan namaku di friendlistnya. Kelihatannya dia juga
jarang mengupdate facebooknya. Harusnya tiap kata asing ku tulis dengan miring,
tapi yasudahlah.
Kamis, 16 Februari 2012
Aku tidak bisa mengerjakan ulangan kimia! Dari 5 soal, yang
kuyakin benar hanya 2 nomor. Mati saja.
Kenapa aku sempat berpikir kalau Re- hilang? Sebenarnya ini
sudah lama muncul dalam pikiranku, tetapi baru kali ini sempat ku ungkapkan.
Aku sering melihat teman-teman Re-. Salah satunya kawan sejak SMP Re-. Yang
bahkan sempat kumimpikan itu. Tadi aku bahkan berdiri di dekat teman Re- itu.
Memang ia mantan ketua OSIS, tapi Re- kan juga pengurus penting OSIS,
bendahara. Entah kemana dia. Teman laki-laki yang bersama Re- mementor anak
kelas bawah, atau teman Re- juga yang menyukai seorang kawanku. Kemana Re-?
Mantan ketua OSIS itu membantu membimbing foto kami. Ya kami
akan foto untuk buku kenangan. Buku kenangan angkatan Re-. Wajahku akan muncul
di sebuah foto bersama kelasku dengan label kelas 10. Mantan ketua OSIS itu
sibuk mengurusi penemmpatan kami sehingga ia berdiri tidak jauh. Setelah image seram yang ia buat lewat cerita
teman-teman bahwa ia kejam saat orientasi, ia tersenyum di sini. Mengatur
posisi anak laki-laki yang berdiri di belakangku, otomatis ia mencondongkan
tubuhnya. Mendengar suara beratnya aku menangkap kesan ramah. Kuakui, suara
berat beberapa lelaki memang memesona.
Aku berpikir apa aku segitu genitnya? Rasanya tanpa sadar
aku mencari sela untuk mendapat perhatian mantan ketua OSIS. Kalau kalian mau
tau, aku bukan yang tercantik. Aku tidak cantik.
Ketika aku mulai membaca ulang tulisan ini, aku merasa mulai jijik dengan kata "aku". Rasanya bukan diri yang sebenarnya. Apa ku ubah saja ?