Jumat, 28 Oktober 2011

Ini Cerita Tentang mu.

Rabu, 13 Juli 2011

Hari ke-3 dari 4 hari Masa Orientasi Peserta Didik Baru. Pagi ini hampir terlambat, setelah kemarin terlambat. Mentor kelas kami ternyata baru. dengar-dengar karena kelas kami yang terkesan diam, mentor kelas bawah naik ke atas memberikan ceramah yang disampaikan salah satu dari mereka bertiga. Tak-tak-tak putar.  Tak-tak-tak putar. Begitu langkahnya. Bahan ceramahnya dari ujung kepala sampai kaki.

“Kalau kalian ga suka sama saya, bilang aja. Kita selesai-in di lapangan. Berantem sama saya. Paling di panggil, drop out, selesai.” Begitu kira-kira penggalan ocehannya didepan. Setelah itu semua, yang aku perhatikan hanya langkah kakinya yang lucu. Setelah pidatonya selesai, ia menghampiri aku dan 2 anak lainnya yang hampir terlambat juga yang disuruh berdiri di depan pintu sepanjang ceritanya. Dari pada mendengarkan apa yang ia katakan, sekali lagi aku lebih tertarik pada yang lain. Kali ini aku memperhatikan wajahnya yang dihiasi kacamata bergagang putih itu dan sebaris kumis di atas mulutnya. Yang ku tahu ia adalah pemimpin upacara SMA. Suaranya lantang dan jelas. Tentang warnanya susah untuk dijelaskan. Tidak sejauh Ari Lasso atau Once, apalagi Andrea Bocelli. Aku mendengarnya bernyanyi dengan baik. Seorang teman berkata ia seperti kurcaci dilihat dari tinggi badannya. Tidak serendah itu, ia masih tinggi jauh di atas kepalaku. Cukup untuk deskripsinya, kembali ke hari itu.

Kami ke lapangan untuk segera mengikuti acara. Manusia yang ku bicarakan panjang lebar itu, yang merupakan mantan mentor kelas bawah berkata,” Lihat nih, nanti anak kelas bawah pasti pada ngeliatin saya, karena saya mentor mereka,” ucapnya bangga sambil senyum-senyum senang.

Usai permainan luar, entah kenapa mentor kami kembali seperti yang dulu. Aku sempat bermimpi bahwa besok kami bebas tugas. Tapi itu memang hanya mimpi. Di hari terakhir kami di beri tugas untuk membuat surat cinta dan surat benci. Kepada semua mentor wanita kuberikan surat cinta. Yang pria surat benci yang di bungkus amplop hitam. Hari yang melelahkan.

Sebuah kejadian kulewatkan. Dia melakukan sesuatu sore setelah permainan luar itu. Setelah yang satu ini. Sayonaraa! (Buat yang merasa, hubungi saya ya.)