Senin, 14 Mei 2012

Hibernate


Kamis, 3 Mei 2012

Gue menemukan bahwa teman sebangku gue juga merupakan stalker semacam gue. Gue lagi senang dengan istilah stalker, karena merasa itu gue banget. Penguntit. Pengumpul segala informasi mengenai seseorang yang bahagia bila bisa melihatnya. Meski gue ga mengatakan secara langsung kepada teman sebangku gue ini.

Tugas kelompok inggris, gue bersama seorang anak cowo yang punya kakak perempuan yang duduk di bangku kelas 12. Teman kelompok gue ini membeberkan informasi sejauh yang ia tahu. Gue ga terlalu khawatir karena dia ga tau apa-apa. Beda kalau gue nanya sama anak-anak yang udah rada deket, terutama kalau dia cewe. Meski gue menyebutkan angkatan kelas 12, mereka pasti kena provokasi Oni. Kebetulan Oni dan kelompoknya cukup jauh untuk bisa denger obrolan gue. Basi sih, pada akhirnya gue kasih tau ke Oni juga. Bahwa seminggu ini kelas 12 masuk dari jam 8 sampe jam 11 untuk latihan graduasi. Kemaren sih sempet siapa gitu bilang kalau anak kelas 12 berkeliaran. Meski telat banget infonya, secara besok uda hari terakhir masuk, gue ga merasa rugi-rugi amat.

Gue sempet berpikir untuk menyamar via facebook untuk mengetahui universitas yang akan ia masuki. Tapi ide ini payah banget. Kalo twitter? Hm. Kalo twitter boleh tuh. Mention kan ga keliatan. Tapi apa dia mau bales? Pedih banget rasanya masih ga tau tujuan kampusnya.

Senin, 14 Mei 2012

Baru pulang kemping besar kemarin. Dari acara kemping, ga banyak yang perlu gue ceritain, karena kalau mau semua di ceritain, jari-jari gue ga kuat. Cuma ada satu penyesalan gue yang rasanya berat dan mengganggu banget.

Malem kedua, gue ngumpul rame-rame main Pancasila lima dasar. Karena kalah, gue disuruh jawab pertanyaan mereka. Siapa cowok paling ganteng di kelas gue. Karena otak gue bener-bener mantek pas itu, gue mencoba mencari jawaban lain. Gue bilang aja, ga ada yang ganteng. Lalu gue menawarkan hal lain. Gimana kalo gue jawab sesuatu yang ga nyambung. Mereka nolak. Sampe kata-kata yang menjelaskan bahwa gue menyukai seseorang, lalu mereka heboh mengejer gue. Tentu dengan pertanyaan. Pertanyaan demi pertanyaan yang terlontar membuat gue semakin ciut. Rahasia besar gue semakin mengerucut menuju kebenaran. Pada ujungnya, mereka mengajukan nama Re- yang bikin gue mati kutu. Meski gue teuteup ngeles bahwa mereka ga akan tau. Semuanya bener-bener kacau. Gue ga kepikir kalau mereka akan begitu. Mereka curang. Aturannya kan kalah sekali 1 pertanyaan. Mereka nyerocos dan gue tau ujung-ujungnya gue dikatain maen rahasia-rahasiaan. Bagi gue, mereka ga cukup deket untuk gue bagi sesuatu tentang Re-. Mereka kan beda kelas. Pokoknya ada batasannya deh. Gue kembali gagal menjaga rahasia. Setelah Re- (kalau ada) ga akan seorangpun yang akan tau. Gue janji. Biar hanya mata gue yang menjelaskan segalanya. Mulut gue ga akan sedikitpun nyenggol. Perhatikan itu.

--

Hibernasi gue belum selesai. Minggu ini gue ga yakin akan ada waktu buat nulis lagi, begitu juga minggu depannya. Pokoknya, hibernasi masih jalan.

Daaah! :)